Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Cerita tuanta salamaka ri Gowa syeh yusuf sebagai ummat nabi
MUHAMMAD SAW yang di berkahi oleh ALLAH
SWT sangat terkenal di kalangan masyarakat Sulawesi selatan
terutama yang beragama islam penganut khalwatia atau tarikat.
Berdasarkan sejarah yang kami kutip dari suraq’ lontara yang di kemas dalam kesenian
sinrili, kami dengarkan dengan seksama bahwa awal kemunculan semua kejadian ini
adalah semasa kerajaan di gowa tuminanga rilakiung semasanya idato ri panggentungan
dan ilu’mu riantang . pada suatu hari dampang ko’mara duduk di rumah kebunnya
di tengah malam tiba-tiba ada cahaya yang muncul di tenga kebunnya lalu ia menghampiri cahaya itu, setelah tiba
di mana datangnya cahaya itu muncullah sosok orang tua di sana, setelah cahaya
meredup nampaklah jelas orang tua tersebut. orang tua tersebut langsung meminta belas
kasihan kepada dampang ko’mara agar d kasihani untuk tinggal bersama dampang ko’mara
siapa tau dia bias membantu pekerjaan
sehari-harinya di kebun, dampang ko’mara
pun langsung bertanya “ wahai orang tua dari manakah asal anda dan apa
sebabanya kamu datang ke tempatku “ , orang tua itu menjawab “ saya sendiri
tidak tau asalku karna saya ada dan ada bersamamu” klu begitu tinggallah dahulu di sini menjaga
tanamanku karna saya hendak pulang kerumahku dan tinggallah orang tua tersebut.
Setelah beberapa hari kemudian dampang
ko’mara mengajak orang tua tersebut untuk turun ke moncongloe annatta nipa ( mengumpul daun nipa),
Maka berangkatlah mereka berdua ke rumah gallarrang ri
moncongloe lalu berangkat mengumpulkan daun nipa , setelah beberapa hari
setelah datangnya mengumpulkan daun nipa (daun sagu), orang tua tersebut ke
dampang ko’mara menyampaikan maksud hatinya untuk tinggal di rumah gallarrang
ri moncongloe, dampang ko’mara pun langsung mengajaknya kerumah gallarrang ri
moncongloe yang masih bersepupu dengan dampang ko’mara, sesampainya di sana
dampang ko’mara menyampaikan maksud orang tua tersebut dan sang gallarrang pun
sangat senang jika dia mau tinggal bersama dia
Tinggallah orang tua tersebut merendahkan dirinya menjadi
pesuru dari pemilik rumah tersebut, dia
mengangkat air, mengambil kayu dan menumbuk padi dan mengerjakan semua
pekerjaan di rumah tersebut, tidak hanya itu dia pun selalu membantu kerabat
gallarrang ri moncongloe serta semua
orang di sekitarnya pun selalu dia bantu hingga semua orang di sana
memujinya dan terheran-heran melihat orang tua seperti itu
Setelah berjalan sebulan dua bulan kemudian dia mohon pamit
untuk kembali ke dampang ko’mara di rumahnya, setiba dirumah dampang ko’mara di
kala siang berganti malam, orang tua itu bertanya “ aku ingin mengatakan
sesuatu” dampang ko’mara menjawab “apa yang ingin kamu katakan”, nia illa takkasimbangan nyawaku ri ana’na daengku gallarrang moncongloe ( adak
maksud hatinya terhadap anak perempuan gallarrang ri moncongloe) apakah dia mau
menerima orang seperti saya? Sambungnya.
Entah apa dan bgmn kejadiannya , dampaang ko’mara pun mengiyakan
dan bersedia datang kegallarrang
moncongloe menyampaikan maksud hati orang tua itu yang bermaksud melamar
anaknya, Baiklah kata gallarrang
moncongloe, orang yang seperti itulah yang aku impikan, orang yang rendah
hati, sdh banyak orang yang datang
kepadaku untuk itu namun tidak pernah terbersik
dalam hatiku selain orang tua itu , bukan Cuma aku yang di mudahkan pekerjaanku
akan tetapi semua orang di sini selalu terbantu pekerjaannya oleh dia dan bukan
Cuma itu sy juga melihat gelagat yang aneh, sepertinya sy melihat kakinya tidak
sampai ketanah jika dia sedang berjalan,,,,,
Di sebutkan pula ditempat lain di dalam istana raja gowa
bahwa raja gowa yang sedang rapat di dalam istana bertanya –tanya mengapa gallarrang moncongloe tidak pernah kelihatan saat rapat akhir-akhir ini, maka raja gowa
mengirim utusannya ke moncongloe untuk menemui gallarrang moncongloe, maka
berangkatlah utusan tersebut ke moncongloe